Leptospirosis

No. ICPC-2 : A78 Infection disease other/ NOS No. ICD-10 : A27.9 Leptospirosis, unspecified Kompetensi : 4A

Masalah Kesehatan

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans dan memiliki manifestasi klinis yang luas. Spektrum klinis mulai dari infeksi yang tidak jelas sampai fulminan dan fatal. Pada jenis yang ringan, leptospirosis dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan myalgia. Tikus adalah reservoir yang utama dan kejadian leptospirosis lebih banyak ditemukan pada musim hujan.

Subjective

Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia yang hebat pada betis, paha dan pinggang disertai nyeri tekan. Mual, muntah, diare dan nyeri abdomen, fotofobia, penurunan kesadaran

Objective

Pemeriksaan fisik

  1. Febris

  2. Ikterus

  3. Nyeri tekan pada otot

  4. Ruam kulit

  5. Limfadenopati

  6. Hepatomegali dan splenomegali

  7. Edema

  8. Bradikardi relatif

  9. Konjungtiva suffusion

  10. Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis, dan perdarahan gusi

  11. Kaku kuduk sebagai tanda meningitis

Pemeriksaan penunjang

  1. Darah rutin: jumlah leukosit antara 3000-26000/μL, dengan pergeseran ke kiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada 50% pasien dan dihubungkan dengan gagal ginjal.

  2. Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit biasanya meningkat. Penegakan

Assessment

Diagnosis klinis

Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien dengan demam tiba-tiba, menggigil terdapat tanda konjungtiva suffusion, sakit kepala, mialgia, ikterus dan nyeri tekan pada otot. Kemungkinan tersebut meningkat jika ada riwayat bekerja atau terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi dengan kencing tikus.

Diagnosis banding

  1. Demam dengue,

  2. Malaria,

  3. Hepatitis virus,

  4. Penyakit rickettsia.

Plan

Penatalaksanaan

  1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting pada leptospirosis.

  2. Pemberian antibiotik harus dimulai secepat mungkin. Pada kasus-kasus ringan dapat diberikan antibiotik oral seperti doksisiklin, ampisilin, amoksisilin atau eritromisin. Pada kasus leptospirosis berat diberikan dosis tinggi penisilin injeksi.

Komplikasi

  1. Meningitis

  2. Distress respirasi

  3. Gagal ginjal karena renal interstitial tubular necrosis

  4. Gagal hati

  5. Gagal jantung

Konseling dan edukasi

  1. Pencegahan leptospirosis khususnya didaerah tropis sangat sulit, karena banyaknya hospes perantara dan jenis serotipe. Bagi mereka yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular leptospirosis harus diberikan perlindungan berupa pakaian khusus yang dapat melindunginya dari kontak dengan bahan-bahan yang telah terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir.

  2. Keluarga harus melakukan pencegahan leptospirosis dengan menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.

Rencana tindak lanjut

Kasus harus dilaporkan ke dinas kesehatan setempat.

Kriteria Rujukan

Pasien segera dirujuk ke pelayanan sekunder (spesialis penyakit dalam) yang memiliki fasilitas hemodialisa setelah penegakan diagnosis dan terapi awal.

Peralatan

Pemeriksaan darah dan urin rutin

Prognosis

Prognosis jika pasien tidak mengalami komplikasi umumnya adalah dubia ad bonam.

Referensi

  1. Zein, Umar. Leptospirosis. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI. 2006. Hal 1823-5. (Sudoyo, et al., 2006)

  2. Cunha, John P. Leptospirosis. 2007. Available at: (Cunha, 2007)

  3. Dugdale, David C. Leptospirosis. 2004.Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001376.htm. Accessed December 2009. (Dugdale, 2004)

Last updated