Morbili

ICPC-2 : A71 Measles ICD-10 : B05.9 Measles without complication (Measles NOS) Kompetensi : 4A

Masalah Kesehatan

Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Nama lain dari penyakit ini adalah rubeola atau campak. Morbili merupakan penyakit yang sangat infeksius dan menular lewat udara melalui aktivitas bernafas, batuk, atau bersin. Pada bayi dan balita, morbili dapat menimbulkan komplikasi yang fatal, seperti pneumonia dan ensefalitis.

Salah satu strategi menekan mortalitas dan morbiditas penyakit morbili adalah dengan vaksinasi. Namun, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, ternyata cakupan imunisasi campak pada anak-anak usia di bawah 6 tahun di Indonesia masih relatif lebih rendah (72,8%) dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara yang sudah mencapai 84%. Pada tahun 2010, Indonesia merupakan negara dengan tingkat insiden tertinggi ketiga di Asia Tenggara. WHO melaporkan sebanyak 6.300 kasus terkonfirmasi morbili di Indonesia sepanjang tahun 2013. Dengan demikian, hingga kini, morbili masih menjadi masalah kesehatan yang krusial di Indonesia. Peran dokter di pelayanan kesehatan primer sangat penting dalam mencegah, mendiagnosis, menatalaksana, dan menekan mortalitas morbili.

Subjective

  1. Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala respirasi atas (pilek, batuk), dan konjungtivitis.

  2. Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem, yang dimulai pada kepala daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada ari ketiga.

  3. Masa inkubasi 10-15 hari.

  4. Belum mendapat imunisasi campak.

Objective

Pemeriksaan fisik

  1. Demam, konjungtivitis, limfadenopati general.

  2. Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.

  3. Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai dari kepala pada daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, lalu menyebar secara sentrifugal ke muka, badan, serta ekstremitas.

  4. Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan muncul, dengan warna sisa cokelat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem hilang dalam 4-6 hari.

Pemeriksaan penunjang

Pada umumnya tidak diperlukan. Pada pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel datia berinti banyak pada sekret. Pada kasus tertentu, mungkin diperlukan pemeriksaan serologi IgM anti-Rubella untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Assessment

Diagnosis umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan peemriksaan fisik.

Diagnosis banding

  1. Erupsi obat

  2. Eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum)

  3. Scarlet fever

  4. Mononukleosis infeksiosa

  5. Infeksi Mycoplasma pneumoniae

Komplikasi

Komplikasi lebih umum terjadi pada anak dengan gizi buruk, anak yang belum mendapat imunisasi, dan anak dengan imunodefisiensi dan leukemia. Komplikasi berupa otitis media, pneumonia, ensefalitis, trombositopenia. Pada anak HIV yang tidak diimunisasi, pneumonia yang fatal dapat terjadi tanpa munculnya lesi kulit.

Plan

Penatalaksanaan

  1. Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan yang hilang dari diare dan emesis.

  2. Obat diberikan untuk gejala simptomatis (misal: antipiretik untuk meredakan demam). Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotik.

  3. Suplementasi vitamin A diberikan pada:

    • Usia < 6 bulan: 50.000 IU/hari PO 2 dosis.

    • Usia 6-11 bulan: 100.000 IU/hari PO 2 dosis.

    • Usia >12 bulan: 200.000 IU/hari PO 2 dosis.

    • Anak dengan tanda defisiensi vitamin A: 2 dosis sesuai usia + dosis ketiga 2-4 minggu kemudian

Konseling dan edukasi

Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang menular. Namun demikian, pada sebagian besar pasien infesi dapat sembuh sendiri, sehingga pengobatan bersifat suportif. Edukasi pentingnya memerhatikan cairan yang hilang dari diare/emesis.

Untuk anggota keluarga/kontak yang rentan, dapat diberikan vaksin campak atau human immunoglobulin sebagai pencegahan. Vaksin efektif bila diberikan dalam 3 hari terpapar dengan penderita. Immunoglobulin dapat diberikan pada individu dengan gangguan imun, bayi usia 6-12 bulan, bayi usia < 6 bulan yang terlahir dari ibu tanpa imunitas campak, dan wanita hamil.

Kriteria rujukan

Perawatan di rumah sakit untuk campak dengan komplikasi (superinfeksi bakteri, pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis)

Peralatan

Tidak diperlukan peralatan khusus untuk menegakkan diagnosis morbili.

Prognosis

Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini termasuk self-limiting disease.

Referensi

  1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Pedoman Pelayanan Medik. 2011 (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, 2011)

Last updated